Dalam buku aslinya ini adalah bagian ke-5. Apabila kalian ingin mendownload versi Pdf buku ini silahkan kalian download via 4Shared secara Gratis disini.
Kalian juga bisa menulis ulang buku ini di blog kalian tapi sertakan asal dari buku ini yaitu :
1. Plusmassal di alamat http://plusmassal.wordpress.com
2. Triple Zet di alamat http://joencl.blogspot.com
Pantai Kelapa Rapet
Pada
pertengahan bulan november 2008, bertepatan dengan hari jum'at. Hari
yang penuh barakah bagi umat Islam. Seperti biasa hari itu aku
menjemput mawar di sekolahnya.
Hari
itu cuaca begitu panas, aku berteduh di bawah pohon melinjo yang
banyak tumbuh di dekat sekolahnya. Biasanya dia pulang pukul 11:30
tapi aku sudah sampai dsana setengah jam sebelum dia keluar.
Menunggu
adalah hal yang paling menjemukan di dunia. Baru seperempat jam aku
menunggu kakiku sudah berasa pegel semua. Ku putuskan untuk
menunggunya di sebuah gardu yang berjarak sekitar 200 meter dari
gerbang sekolahnya. Sambil menunggu lagi ku pasang headset di
telingaku, ku putar lagu2 Bondan Prakoso. Ku hisap sebatang rokok
untuk menemani panasnya hari. Sudah hampir setengah jam waktu
berlalu, tapi mawar tak kunjung datang. Aku yang menunggu sudah mulai
merasakan jenuh menyerang.
“hmmmm...balik
jam berapa sih.?” gumamku dalam hati.
“udah
lama kak.?” suara dibelakang mengagetkanku.
“belum
dek, baru sejam kok” jawabku ngasal.ternyata itu mawar, gadis yang
ku tunggu.
“mau
pulang sekarang.?” tanyaku.
“gak...besok
aja” jawabnya ketus.
“yaelah
ditanya juga”, hari ini aku sedikit kesal juga dengannya.
“lagian,
udah tau mau pulang pake nanya”.
“ya
kan udah mau shalat jum,at dek” kataku menerangkan.
“cukupkan
setengah jam.?” dia memojokkanku.
“iya,
cukup” kataku pelan dan pasrah.
perjalanan
kami memang sebenarnya hanya setengah jam saja, akan tetapi karena
jika bersama dia aku hanya bisa memacu sepeda motorku dibawah 40
km/jam, jadi ya waktu yang setengah jam bisa sampai satu jam
perjalanan.
Dipertengahan
jalan kami mampir dulu di sebuah indomart, aku berniat membeli
minuman dingin dan dia membeli sebuah makanan ringan. Perjalanan kami
lanjutkan hingga melewati sebuah jalan di pinggir pantai. Angin
pantai berhembus seolah menghapus cuaca panas yang sedari tadi tak
mau pergi. Ku perlambat laju motorku, memandangi pohon-pohon kelapa
yang melambai dan menari.
“panas
nih, mampir dulu ya” pintaku.
“Lho,
katanya mau jum'atan.?” katanya mengingatkanku akan hari ini.
“iya
tapi udah telat nih, gak bakalan sempet pula, daripada
panas-panasankan” aku mulai merayu (atau mungkin syaithon yang sedang merayuku).
dia
tidak menolak tapi juga tidak mengiyakan, maka ku putuskan untuk
bersantai dulu di pantai ini. Keputusan yang membawaku tak dapat
melupakan mawar sampai saat ini.
4 tahun lebih ku simpan dalam kenangan tak terlupakan, 4 tahun lebih keindahan ini tetap berbuga seperti mawar yang tak pernah layu, 4 tahun lebih....yah 4 tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk sebuah penantian.
Kala
itu kami duduk di dahan pohon randu yang cukup tua, memandangi lautan
yang luas. Di
hadapan kami ada sebuah batu sebesar sebuah mobil sedan, mungkin
lebih besar lagi. Di batu itu kami bercanda ria tanpa menghiraukan
sengatan matahari yang membara membakar kulit-kulit kami yang gelap.
Dalam hati ini tak akan pernah ku lupakan semua kenangan itu.
Setelah
cukup lelah kami bermain, kami kembali beristirahat di pohon randu
itu lagi.
“capek
juga ya” kataku mengawali perbincangan.
“iya...
udah seperti anak kecil” dia berkata dengan sebuah tawa kecil
menghiasi pipinya.
“apa
kita akan selalu begini sampai tua.?” pertanyaanku menghentikan
tawa kecil itu, menghilangkan senyum manisnya berganti dengan sebuah
kerutan di jidatnya menandakan ia sedang berfikir.
“kita
jalani aja ya” ia kembali tersenyum (tapi dari nada bicaranya terdengar sebuah kebimbangan).
“tapi
aku menyayangimu, sungguh menyayangimu” kataku.
“dan
aku tak pernah meragukan itu” katanya menyambung kata-kataku ku
pandangi wajahnya yang imut, ku bisikan sebuah kata di telinganya “aku
menyayangimu, sungguh menyayangimu dan tak ada keraguan akan rasa
ini”
ku
kecup jidatnya dengan lembut. Lalu tanpa membuang banyak waktu pula
ku kecup bibirnya yang manis. Kami saling melumat bibir cukup lama,
sekitar sepuluh menitan sampai kami kehabisan nafas.
Pada
hari itu telah ku lakukan dosa yang cukup besar bagiku. Telah ku
langgar perintah tuhan untuk memenuhi nafsu setan yang bersemayam di
otakku, tapi Cintaku padanya bukan berlandaskan itu. Cintaku padanya
tulus lebih dalam di dalam hati ini, jujur lebih murni dari lautan
yang selalu berlapang dada menerima semua sampah yang hanyut dari
daratan bersama aliran sungai.
*****
Waktu terus berlalu.
Kami melewati hari-hari bersama, walau tak selalu bersama.
Kebiasaanku masih sama menjemput ia pulang dari sekolahnya. Atau
terkadang mengantarnya belanja, yah namanya juga cewek. Tanpa terasa
bulan-bulan telah berganti. Satu ingatan yang takkan pernah
terlupakan yaitu hari jum'at di pantai itu. Ditemani angin pantai
yang menghapus panasnya hari. Semua ingatan ini tak mungkin bisa
hilang dari pikiranku dan aku rasa ia pun begitu.
“kok
ngelamun kak.?” tanya mawar ketika aku hanya terdiam di gardu dekat
sekolahnya. Disinilah aku hampir setiap hari menunggu ia keluar dari
sekolah dan mengantarkannya pulang. Walau kami jarang bertemu dan
kebersamaan kami hanya sebatas jalan yang dari sekolahnya ke
rumahnya, tapi aku sangat menikamati itu semua. Aku bahagia walau
hanya sepintas bisa melihat senyumnya yang manis mengembang di
bibirnya, atau tawa riangnya yang tiba-tiba meledak menjadi sangat
menakutkan. Aku menikmati itu semua tanpa terkecuali.
“yah...masih
ngelamun dia” mawar lantas duduk bersebelahan denganku.
Hanya senyum yang
aku berikan kepadanya, sebuah senyuman yang aku sendiri tak tau untuk
apa aku tersenyum. Yang aku tau aku bahagia melihatnya duduk
disampingku saat ini.
“mikirin
apa sih.?” pertanyaannya memecah lamunanku.
“gak
mikirin apa-apa kok dek” jawabku.
“ah,
bohong. Tadi keliatannya serius banget sampai-sampai gak tau kalau
adek udah lama duduk dibelakang kakak” katanya mengagetkanku.
“emang
udah lamanya ya” ku garuk kepalaku yang terasa sedikit gatal. dia segera mencubit pinggangku seraya berkata “tu
kan emang beneran gak tau”.
yah...hanya aku
hanya senyum-senyum sendiri menahan malu. Entah malu untuk apa,
mungkin aku malu karena tak dapat memberikannya sesuatu yang indah.
Tapi rasa cintaku padanya ini lebih indah dari apapun yang diciptakan
manusia.
“mau
pulang jam berapa kak.?”.
“bentar
lagi ya, masih panas banget nih” kataku sambil memperlihatkan jam
tanganku yang sedang menunjukkan pukul setengah dua siang.
“adek
beli es kelapa dulu ya”
aku seakan tak
memperdulikan kepergiannya. Tapi aku masih sempat melihatnya dari
belakang. Dikejauhan terlihat dia melambaikan tangan kepadaku, aku
segera membalas lambaian tangannya sebelum sebuah mobil colt mini
diesel melaju dengan kencang.
Dan.....wuuuuuush.....!!!
Mobil itu lewat
dengan sangat kencang. Terdengar juga anak-anak sma, mungkin
teman-teman dari pacarku berteriak. Aku sangat terkejut,
segera aku berlari menuju kearah mawar. Ke dekati dia yang sedang
berdiri di depan penjual es kelapa muda.
“kenapa
dek.?” tanyaku setelah memeriksa keadaan mawar satu per satu bagian
setelah ku pastikan dia tidak kenapa-napa.
“es-nya
abis kak” katanya dengan nada sedikit kecewa.
“oh,
tadi anak-anak pada teriak kenapa.?”, aku sedikit bingung dengan kejadian barusan.
“adek
juga gak tau, sepertinya ada yang ulang tahun tuh” kata mawar
sambil menunjuk ke arah salah satu temannya yang sedang dimandikan
air berwarna biru, telihat juga telur dan tepung menghiasi rambutnya.
“menyedihkan” desisku dalam hati.
Kami memutuskan
untuk pulang saja walau kondisi jalanan lagi panas-panasannya.
“hari
ini banyak ngelamunnya kak.?” tanya dara karena sudah hampir
setengah perjalanan kami tempuh tapi aku hanya diam membisu.
Sejujurnya ku sendiri tak tau apa yang sedang ku pikirkan.
“adek
udah makan.?” aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“gak
usah ngeless
kakak lagi ada masalah ya.?”.
“siapa
juga yang ngeless,
kakak
gak kenapa-napa kok dek” jawabku mantap.
“kenapa
dari tadi diem aja.? Kakak sakit.?” tanyanya lagi.
“gak
juga” jawabku
“dari
tadi gak gak mulu, yaudah deh” terdengar suaranya yang sedikit
kesal.
“yah
ngambek, makan dulu aja yuk” aku sedikit merayu guna mencairkan
keadaan.
Ditengah jalan aku
berhenti di salah satu rumah makan langgananku. Aku makan cukup lahap
karena memang dari pagi perutku belum terisi nasi.
“dek
kemungkinan bulan depan kakak mau ke tangerang” kataku disela acara
makan siang kami.
“mau
ngapain kak.?” dia sedikit terkejut.
“kerja
dek” kataku lagi.
“kerjaan
kakak yang disini.?” dari raut mukanya terlihat jelas bahwa dia
tidak setuju dengan rencanaku.
“kakak
udah gak ada respect di situ dek” jawabanku merujuk pada sebuah
perusahaan minyak nasional tempatku dan keluarga menggantungkan
kehidupan.
“gak
respect gimana.?” sepertinya dia belum terlalu paham keadaan, bahwa
tempat usahaku yang bekerjasama dengan perusahaan minyak itu akan
segera berakhir.
“yaudah
kita makan dulu aja, nanti kakak ceritain di rumah” kataku sambil
melanjutkan menyantap dada ayam bakar kesukaanku.
“jadi
ini yang membuat kakak murung seharian ini” katanya lirih.
Aku hanya sekilas
memandang wajahnya, ku perhatikan bibirnya yang manis mengembangkan
sebuah senyuman yang tak kalah manis untukku. Aku baru tersadar bahwa
bibirnya yang imut itu semakin indah ketika dia kepedasan. Bibirnya
terlihat merekah kemerahan, lalu ku balas senyumnya dan melanjutkan
makan siangku.
Dalam perjalanan
kami masih terdiam. Mungkin karena masih sama-sama belum menemukan
tema yang tepat untuk dijadikan bahan obrolan. Kami terbawa pikiran
masing-masing, tanpa ada sepatah katapun yang keluar sampai kami tiba
di depan rumahnya.
“masuk
dulu kak” katanya.
“di
luar aja deh” kataku.
Kami
duduk di beranda facebook (eh, beranda rumah maksudnya). Disini ku
sampaikan semua apa yang menjadi unek-unekku,
aku bercerita kesana kemari tentang tempatku bekerja sekarang dan apa
yang akan ku lakukan jika aku jadi ke tangerang. Ku ceritakan
semuanya tanpa terkecuali. Dan sepertinya ia menyadari itu, dan
mawarpun mengizinkanku untuk pergi merantau.
“dek,
kakak sayang banget ama kamu” ku tatap matanya yang hitam dan
wajahnya yanng memerah kepanasan. Sungguh dia terlihat sedikit
menyeramkan tapi aku mencintainya.
“adek
juga sayang ama kakak” katanya pelan.
Ku kecup keningnya,
dan aku berpamitan untuk pulang.
*****
Manusia punya
rencana tuhan yang berkehendak. Rencananya aku yang akan pergi ke
pulau jawa, tapi ternyata dia yang pergi kesana menduhuluiku. Dan
pada bulan febuari 2009 tanpa sebab yang pasti mawar mengakhiri
hubungan kami secara sepihak.
Aku tak tau apa
salahku, bahkan sampai sekarangpun dia tak pernah memberi tahu.
Terlalu besar rasa
Cintaku membuat keputusannya membuat sakit yang begitu dalam di
hatiku. Tapi karna rasa cinta itu pula yang membuatku bertahan untuk
merinduinya. Aku begitu mencintainya sehingga luka sebesar dan
sepedih apapun yang ia berikan tak membuatku goyah untuk
mencintainya. Aku terlalu bodoh untuk berhenti mencintainya.
Cinta dapat membuat
manusia menjadi kuat tapi karena cinta juga manusia bisa mati. Mati
denngan keputus asaan.
Dengan cinta yang
begitu besar di hatiku. Aku bertahan untuk menunggunya kembali. Aku
ingin saat saat indah yang pernah kami lalui terulang kembali. Karena
aku belum siap dengan semua ini.
Mawar andai kau tau,
aku begitu mencintaimu hingga hari hariku tiada berarti tanpa
menyebut namamu dan malam malamku selalu memimpikanmu. Andai kau tau
apa yang ku rasakan. Andai kau merasakan apa yang ku alami. Kau pasti
tau apa itu arti cinta sejati.