Attention..!! Do not judge before you read this post until the end. The so-called adult stories are not just stories related to sex, but a story that requires logical reasoning as an adult who is not childish. If you're looking for sex stories, you'll never find it in my blog.
man is always able to make a woman shed tears, but when a woman is able to make him shed tears, it means the woman meant so much to her life. because it's abstinence of a man showing his tears. This is my story, read and enjoyed.
"Cerita Ada Cinta di Bis Kota Bandung"
Namaku Joe (udah pada kenal kan?), ini adalah cerita yang terjadi tahun lalu. Cerita ini juga pernah saya tulis di blog plusmassal.cerita ini hanya untuk mengenang sebuah kisah saja.
Kriiiiiiiiing....
Telpon di ruanganan ku
berdering. Dengan malas ku angkat telpon tersebut. Ternyata dari
kantor pusat memberitahu bahwa besok ada meeting dengan direksi. Mau
tak mau Aku harus datang. Hari itu awal bulan mei 2012. Hari itu
kondisiku memang sedikit sakit. Tak mungkin ku mengendarai motor
keluar kota dengan kondisi seperti ini.
Malam itu kerjaanku cukup banyak, karna harus membuat
laporan bulanan dan berbagai macam laporan lainnya. Pagi hari sekitar
pukul 04:00 WIB, aku sudah berada di bus antar provinsi. Biasanya jam
segini aku masih terlelap dalam buaian mimpi. Tapi tidak untuk pagi
ini, dengan segala macam penat yg menyelimuti ku paksakan kaki untuk
beramgkat.
singkat cerita :
Meeting kali ini
berjalan cukup lancar, bahkan terlalu lancar sampai selesai sekitar
pukul 18:00 WIB.
Pulang dari kantor, Aku menunggu bus di sebuah halte.
Tak ada yg menarik dsini, yg ada hanyalah setumpuk buruh pabrik
menebarkan aroma kelelahan setelah seharian bekerja. Sampai sekitar
15 menit aku menunggu. Sebuah honda jazz merah berhenti dan
menurunkan seorang anak perempuan. Umurnya mungkin sekitar 5 tahun
dibawahku, sebagai catatan umurku saat itu adalah 22 tahun.
Tak ada yg istimewa dari perempuan itu selain, parasnya
yg sangat cantik, kulitnya yg putih tanpa cacat, dan sebuah tonjolan
menarik lainnya (tebak sendiri ya).
Tak lama berselang bus yg ku tunggu datang, segera ku
buru masuk tanpa menghiraukan perempuan itu lagi. Saat itu keadaan di
dalam cukup padat. Hanya ada 3 bangku kosong. Itu pun tempatnya di
ruang rokok. “Tak apalah, toh sama2 duduk, sama2 dingin” pikirku.
Tak disangka tak di duga perempuan tadi ikut naik
dengan bus yg sama denganku. Bagai punduk merindukan bulan, ah
salah..pucuk di cinta ulan pun tiba. Perempuan itu duduk tepat
disebelahku. Terlihat dengan jelas di depan mataku parasnya yg
seperti bidadari itu, apalagi itu nya itu lho…(WAW)
Aroma
tubuhnya menambah gejolak jantungku menjadi tak menentu.. Kadang
kenceng, kadang pelan, kadang berenti 2 menit nunggu penumpang..( nah
Lho..itu jantung apa kopaja )
Dari mata turun ke hati naik lagi ke orak tapi berenti
di ujung lidah, tak ada keberanian yg memadai untuk sekedar bilang
“hay”.
Setengah jam aku disini tanpa suara. Hanya bisa
pandangi bibir tipisnya yg menarik (lagunya iwan fals donk). Tanpa
terasa aku sudah memasuki daerah kebon nanas. Sekitar separuh
pemumpang bus itu turun (ada yg turun kaki nya aja…ada juga yg
turun badanya aja. Nama nya juga separuh ).
Penumpang yg ada di ruangan itu pun mulai pindah ke
depan. Tapi kenapa perempuan itu gak ikutan pindah ya.?
“Koq gak
pindah ke didepan dek..? Dsini kan banyak asap rokok” kataku memulai
pembicaraan
“Hah..eh apa..?” Dia seperti tak mendengarku
secara penuh. Wajar, karna kami daritadi hanya diam. Setelah ku
ulangi pertanyaanku baru dia menjawab.
“Disini aja deh, udah PW”
suaranya bagai belati yg menghentikan aliran darahku. Tak ada suara
lagi yg keluar dari mulutku, masih terngiang dengan jelas alunan
suaranya yg lembut.
“Emang mau kemana dek.?” Tanyaku mencoba sedikit
ramah.
“Mau ke Bandung bang” jawabnya
“Waah…kita satu
tujuan donk” kataku senang.
“Lah…inikan memang bus jurusan
bandung” potongnya..mampus lu. Makanya jangan senang dulu. Gak lucu
kali naik bus jurusan bandung tapi bilang mau ke palembang.
“Eh..iya
ya” kataku seperti kerbau bodoh.
“ke bandung kuliah apa
kerja dek.?” Tanyaku.
“kuliah bang” jawabnya singkat.
Mahasiswi rupanya..waah cocok dah.
Mendengar jawabannya yang singkat-singkat, aku menjadi sedikit riskan untuk bertanya lebih jauh takut dibilang banyak tanya lu. Tapi bukan joe namanya kalau gak nekat “Jangan panggil.bang
donk..koq rasanya tua banget.panggil aja joe..itu namaku, klo’
boleh tau nama adik siapa ya.?” Mulai deh jiwa playboy ku
beraksi.
“Nama saya ririn bang eh joe” jawabnya seperti memaksakan ketika menyebut namaku…namanya
ririn, rintangan dapetin dia..harus beli honda jazz dulu kali
ya..hehehe
Mulai lah percakapan yg tak tau pangkal dan ujungnya
itu di mulia. Dari bahas kuliah, pekerjaan, cuaca malam itu, ampe
bahas AC bus yg..beuuh dingin bangeetz.
“Ini dek pake aja sweeter
abang klo’ kedinginan” kataku seraya melepas sweeter yg ku pakai,
sebenernya dingim juga sih klo’ gak pake sweeter..tapi ya namanya
juga PDKT.
“Gak usah..makasih bang” jawabnya. Gak usah
apaan…tu sweeter di ambil juga.
“dek liat bulan deh di luar
itu” kataku sambil menunjuk bulan yg ada di balik jendela.
“Iya
bang..emangnya kenapa bang” jawabnya tak mengerti klo’ macan
disebelahnya mau ngegombal.
“Bulan itu dari pertama abang bisa
liat ampe sekarang gitu2 aja ya.. tapi kenapa ya klo’ abang liat
adik rasanya seperti lagi meluk bulan gitu deh” rayuan gaya tahun
70an tuuh.
“Ah..abang ini bisa aja” jawabnya tersikut, eh tersipu maksudnya.
Perasaan tadi ku bilang gak usah panggil abang, tapi kenapa masih abang2
juga..?? Apa nama gua jelek kali ya..?? Joe..!! (Senyum
bebek)
“Bang emang gak dingin ya sweeternya adik
pake’..?”
“Gak koq dek..kan adadek yg menghangatkam hati
abang” gubraaak ni sopir klo’ denger langsung ngerem mendadak
kali ya..
“adek percaya gak ama CINTA pada pandangan pertama..?”
Pancingku.
“Eeh..percaya gak percaya sih bang…klo’
abang..?”
“Abang sih gak percaya dek” jawabku
mantap
“lho..kenapa bang” dari raut mukanya terlihat sedikit
kecewa. Sebenarnya memang ekspresi seperti inilah yang aku inginkan.
“Menurut abang CINTA tu datangnya pada pandangan ke
dua…tapi berlanjut terus sampe mati..karna abang tadi ngeliatdek yg
pertama ke alangan ketek orang yg disebelah abang” jawabku dengan
raut muka serius.
“Aah..abang bisa aja” katanya sedikit
manja.
Lalu tiba2 dia nyubit gua..gua cubit balik. Dia nyikut gua..gua sikut balik rada keras. Dia jitak gua pake sepatu..gua jitak pake palu safty…terjadilah pertarungan yg sangat seru…!!!
Lho..ini kenapa ceritanya jadi ngaco gini..abaikan pertarungan di atas.
“dik..menurut kamu abang ni kayak mana ya
orangnya..?” Ku bertanya dengan raut muka se-unyu
mungkin
“Gokil…truz pinter gombal lagi” jawabnya dengan
sebuah senyuman lebar.
“Gombal…?? Kapan abang ngegombal..?? Itu
mah bukan gombaldek..semua kata yg tercipta begitu saja seperti CINTA
yg mengalir dari mata turun ke hati..tanpadek kata2 itu gak bakal
pernah muncul” Ini udah hampir masuk babak terakhir gombalan yang ku punya.
“Eh..maksudnya bang.?” Dia seperti kaget.
Lalu ku
lanjutkan dengan kata terakhir gombalan ini “jika kerajaan malam
punya permaisuri bernama rembulan…dik ririn mau gak jadi permaisuri
di kerajaan hati abang..?”
Diam....???
Ya hanya diam.
Tak ada
satu patah kata pun yg keluar dari mulutnya…udah kepalang
tanggung.
Ku genggam jemarinya dan kupandangi ke dua bola matanya. Tetap tak ada sepatah katapun yg keluar dari bibir manis itu. Jika memang dalam hitungam ke sembilan tak ada sePatah katapun yg keluar..Gua patahin juga leher lu bocah.
1…2… aku mulai menghitung (dalam hati)8…8,5…8,75…sembi (setelah hampir hitungan ke 9 dia masih terdiam)
Sebuah kecupan hangat ku berikan pada bibirnya yg
memang sangat manis itu.
Tak ada respon...???
Dia tak membalas
ciumanku..juga tak menolaknya. “I Love You” ku bisikan sebuah
kata penuh arti perlahan tapi pasti di telinganya. Lalu…sebuah
kecupan hangat ku berikan ke bibirnya lagi, kami melakukannya sampai sekitar 15 menitan. Setelah itu kami kembali masuk dalam kebisuan.
Bus berhenti di sebuah terminal…tanpa kami sadar,
kami telah sampai di kota tujuan. Setelah bertukar nomer hp dan
pin bb. Kami berpisah di terminal itu.
"Sayang sekali, seminggu lagi aku harus meninggalkan
kota ini” kutukku dalam batin. Kenangan itu tinggallah kenangan, mungkin ada kalanya juga harus dibuang. Seperti Bunga Layu di pot meja kerjaku.
**********
Demikian cerita dewasa ini saya ceritakan mungkin dengan gaya tulisan yang kurang dewasa. kita sudah sama-sama dewasa jadi bisa membedakan mana cerita yang baik dan mana yang tidak, apa yang saya tulis disini hanyalah sepenggal kisah dari cerita hidup saya yang panjang ini.