Ini adalah bab terakhir dari buku saya yang berjudul selembar kisah dalam buku asmara, bab ini adalah akhir dari perjalanan cintaku dengan mawar. Karena tertanggal 3 juni 2013 sang mawar sudah akan mengarungi bahtera rumah tangga yang baru. Semoga kau selalu bahagia dengan pasangan hidupmu kasih, do'a dan restu dariku menyertai kepergianmu.
Untukmu mawar : jika kau memang benar mencintaku, setelah kau baca
buku ini semoga kau bisa segera bertemu denganku tapi ketahuilah aku
sudah tak berharap lebih lagi padamu setelah apa yang kau lakukan
padaku selama ini.
Aku takkan pernah menghindarimu tapi kau sendiri yang meghindariku.
Aku tak akan menyesal jika kau kini bersama orang lain lagi. aku
hanya kumbang yang ingin terbang bebas di taman yang penuh dengan
bunga-bunga. Jika aku gagal dengan mawar semoga aku beruntung dengan
melati, dan jika aku gagal juga, aku mungkin akan beruntung dengan
bunga bakung. Aku sudah tak peduli lagi dengan rasa cinta, hatiku
selalu terbuka untukmu dan kini terbuka juga untuk bunga-bunga yang
lain. Mungkin kau kurang beruntung jika memilikiku tapi aku lebih
tidak beruntung berkorban untukmu. Aku tak ingin membuat air mata
berurai di pipimu, aku juga tak ingin membuat hatimu terkoyak. Cukup
sudah air mataku mengering sendiri dan hatiku juga sudah cukup
terkoyak dengan semua ini.
tuuuut...tuuuuuuuuuut....tuuuuuuuuut...(ini bunyi pluit kapal apa
kentut ya.?)
kapal yang ku tumpangi mulai meninggalkan pelabuhan merak banten.
Hari ini ku putuskan untuk pulang ke kampung halamanku. Mungkin aku
akan kembali lagi atau mungkin juga tidak, aku sendiri tak mengetahui
itu. Karena manusia hanya diberi kelebihan dalam menebak, selebihnya
ada yang lebih berhak menentukannya.
Selat sunda...hmmmmmmm ^_^
sebuah laut kecil yang memisahkan antara pulau jawa dengan sumatera,
juga yang memisahkan aku dengan mawar beberapa tahun lamanya. Jika
ingin menyebrangi selat ini cukup dengan menumpang (bayar lho..) pada
kapal fery dari perusahaan pelni. Perjalanannya juga cukup singkat,
hanya sekita dua jam perjalanan jika tidak ada kendala yang berarti
tapi jika lalu lintas laut sedang ramai perjalanan bisa memakan waktu
hampir tiga jam bahkan bisa empat jam itu belum lagi jika sedang
badai atau angin kencang perjalanan bisa lebih lama lagi karena
banyak penyebrangan yang di tunda.
Sekali dalam hidupku berdekatan dengan mawar di kapal ini.
ya..kapal yang sedang ku tumpangi kemungkinan besar adalah kapal yang
sama ketika kami menaikinya pada mudik tahun ini. Lebaran baru
beberapa bulan yang lalu tapi lembaran hidupku seolah sudah hampir
penuh berisi begitu banyak problema yang ku hadapi. Sambil mengenang
masa-masa yang singkat itu, aku berdiri di pagar pembatas kapal. Dari
sini terlihat dengan jelas indahnya ciptaan tuhan yang di beri nama
lautan.
Kapal ini melaju cukup kencang, terasa dengan terpaan angin yang
mengenai tubuhku. Sedikit merinding juga jika melihat berita kapal
tabrakan beberapa waktu yang lalu, semoga kejadian itu tak menimpa
padaku.
Ku hirup udara laut yang terasa segar di tenggorokan. Perjalananku
sore ini seorang diri menuju kampung halamanku. Ku raba saku
celanaku, ada sebuah kotak di dalamnya. Ku ambil kotak kecil berwarna
merah tersebut, kemudian ku ambil sepasang cincin yang ada di
dalamnya. Ku kenakan satu di jari manis tangan kananku dan satunya
lagi di jari manis tangan kiriku.
Aku tertawa kecil melihat pemandangan di kedua tanganku ini. Beberapa
orang yang ada di sampingku melirik ke arahku tapi aku tak
mengacuhkan mereka. Biarlah apa yang ada dalam fikiran mereka cukup
mereka sendiri dan tuhan yang mengetahuinya.
Ku coba untuk melepaskan cincin yang ada di jari tangan kiriku, tapi
sepertinya benda itu sangat mudah ketika dipasang tapi cukup sulit
untuk dilepaskannya. Dengan sedikit tenaga akhirnya aku berhasil
melepas cincin tersebut sekaligus menjatuhkannya ke lantai. Cincin
itu menggelinding di lantai dan berhenti di kaki seorang pria paruh
baya.
“mau
tunangan ya dik.?”
“iya
pak” jawabku dengan senyuman yang ku buat semanis mungkin.
“pantes
seneng banget” lanjutnya. Aku hanya bisa nyengir kuda mendengar kata Bapak itu.
“bertunangan....ah
mungkin lebih dari itu” batinku. Aku mencoba melepas cincin yang
satunya lagi.
Aku menggenggam erat ke-dua cincin itu sampai pluit kapal ini kembali
berbunyi pertanda kapal sedang mendekati dermaga dan akan segera
sandar.
Beberapa lama kemudian orang-orang di kapal ini sudah mulai
meninggalkan tempat duduknya sementara aku masih belum bergeser dari
posisiku. Terlihat anak-anak koin berenang kesana kemari sambil
melambaikan tangan kearah kami di kapal.
Ku lirik kedua cincin di genggamanku kemudian ku lemparkan ke salah
satu anak koin yang telihat paling kecil diantara gerombolannya.
Jika memang ke-dua atau salah satu dari cincin-cincin itu
ditemukannya berarti itu memang rezekinya yang di titipkan tuhan
padaku. Cincin-cincin itu ku beli dengan menyisihkan sebagian dari
penghasilanku selama ini. Pengorbanan sia-sia entah yang keberapa
kalinya aku lupa.
Tapi jika memang cincin-cincin itu tak ada yang menemukannya, maka
biarlah cincin-cincin itu tenggelam dalam birunya lautan. Tenggelam
bersama cintaku, tenggelam bersama semua kenangan ini.
Cinta itu sederhana, jika keduanya saling cinta, maka keduanya akan
saling usaha. Apabila hanya diriku saja yang berusaha sudah dapat di
katakan bahwa dia sama sekali tidak mencintaiku.
Aku segera berlari menuju tempat dimana sepeda motorku diparkirkan di
geladak kapal ini. Keluar dari kapal ku tinggalkan selat sunda dengan kecepatan tinggi.
Biarlah selat itu menjadi pemisah, karena memang itulah gunanya
selat. Kutinggalkan selembar kisah ini untuk melanjutkan lembaran
kisah-kisah lainnya yang tertunda.
Suatu saat nanti mungkin kau akan merasa kehilangan diriku yang tak
seberapa ini. Bila saat itu tiba jangan pernah kau mencariku, karena
aku sudah tak ada lagi di hatimu. Cobalah tanyakan padahatimu sendiri
seberapa berharga aku bagimu, jangan pernah bertanya seberapa pantas
kau mendampingiku.
Selamat jalan mawar.
Aku selalu bersedih melihatmu layu sebelum berbunga.
*****
Ending
diawali dengan senyum
dilalui dengan pilu
diakhiri dengan air mata..
semoga kau tau itu bunga
semoga kau baca ini mawar
semoga kau mengeti rasa ini
semoga saja harapan ini tak berakhir seperti ini
penantianku sudah berakhir....perjuanganku sudah tamat
ini adalah lembar terakhir dalam kisahku
untukmu mawar ketahuilah
ini perjuanganku dan ini penantianku
walau semua ini tiada berarti di hadapanmu
tapi lembar demi lembar cintaku padamu tergambar jelas disini
biarkan aku mengakhiri semua ini
jika kau memang masih tak peduli
biarkan aku menyelesaikannya
Datang dan temuilah aku malam ini. dekaplah aku disisimu.
Dan jika kau tiada berkenan melakukannya.
Izinkan aku memeluk erat pedihnya cinta ini.