Dalam bab yang saya beri judul "pekerjaanku" ini saya bercerita sedikit mengenai pekerjaanku yang pertama di Tangerang. Dalam buku yang lainnya ini hanyalah sebuah cerita lama, tetapi tetap pekerjaanku yang disini adalah yang paling membekas di hati dan juga tanganku.
Narasumber cerita ini adalah : Joe NcL
Link sumber http://plusmassal.wordpress.com dan http://joencl.blogspot.com
hari ini akan ku
mulai babak baru pencarian cintaku.
Setelah shalat
jum'at ku langkahkan kakiku dengan gagah.
Hari ini akan ku
arungi lautan.
Aku yakin aku dapat
menemukanmu bunga.
Dalam perjalanan
yang melelahkan.
Diguyur hujan
diterjang panas.
Dihempas macet yang
tiada pernah ku bayangkan.
Dalam kebimbangan
hati yang menjadi.
Tertanam semangat
daya juang untuk kehidupan kedepan yang lebih baik.
Hari ini perjalanan
berakhir pada suatu mlam tanpa rembulan.
Tertutup mendung
awan.
Tapi aku yakin.
Aku dapat
menemukanmu bunga.
Aku yakin itu.
Karena tiada
keraguan akan cinta yang telah kau semai selama 2 tahun 1 bulan 10
hari.
Takkan ku relakan
ragu menghampiriku.
Takkan ku biarkan
jarak membuat cintaku tak berarti.
Takkan ada yang bisa
menghalangi kekuatan cintaku yang berkobar membara.
Satu kata.
Satu tujuan.
Satu semangat.
Satu harapan.
Dan Satu Cinta.
Bunga...tunggulah
aku menemukanmu.
Disaat malam dihiasi
ribuan bintang.
Disaat malam
dihadiri rembulan.
Disaat malam itu
akan ku hapus air mata menjadi senyuman.
Aku janji.
Kau hanya akan
bahagia bersamaku.
Aku yakin itu.
Tunggulah aku.
Karena aku
mencintaimu.
Dan tak ada keraguan
akan cintaku.
*****
“selamat
pagi dunia” sapaku pada dari lantai dua rumah pamanku.
Di rumah ini
rencananya aku akan tinggal sementara sampai aku mendapatkan sebuah
pekerjaan dan mempunyai cukup uang untuk menyewa sebuah kamar
kontrakan sendiri.
Hari ini adalah hari
pertamaku kerja di sebuah perusahaan kaca.
Aku
masih mencoba menghubungi teman yang tau keberadaan mawar. Tapi semua
berakhir hampa dan aku galau lagi. Tapi ternyata lagi-lagi manusia
punya rencana tuhan yang berkehendak. Tanpa aku duga sebelumnya, kala
itu aku sedang istirahat siang dikantin. Bersama teman-teman yang
lain kami mencoba menelan menu yang disediakan walau bagiku ini
seperti bukan makanan, bahkan lebih enak makanan kucing daripada
makanan yang kami makan sekarang. Tapi mau tak mau inilah yang harus
kami masukan ke dalam perut untuk menambah sedikit tenaga kami yang
telah terkuras. Ku coba membuka akun facebook ku “Jjoe
Cendiry AgEe”
(sekarang sudah dirubah menjadi JOE NCL), ada sebuah permintaan pertemanan dari akun “mawar
si bungsu”.
Pertama ku lihat mungkin salah seorang pengguna facebook yang
menggunakan nama akun mawar, bukan mawar yang ku cari selama ini.
Tapi jika tuhan sudah berkata “Terjadi” maka terjadilah. Setelah
aku periksa photo profile maupun koleksi photo akun tersebut memang
benar, dia adalah mawar yang ku cari selama ini.
Sautu keajaiban
bagiku, setelah aku mencari kesana dan kemari ternyata aku menemukan
mawarku melalui jejaring sosial facebook. Pertama aku memang kurang
yakin jika facebook itu ada gunanya, karena aku sendiri secara
pribadi membuat akun facebook hanya untuk mengikuti mode saja.
Orang-orang
bilang “hari gini gak punya facebook, apa kata mark
zuckerberg”.
Melalui inbox ku
tanya kabarnya dan segala sesuatu yang ingin ku ketahui tentangnya.
Ternyata cukup lama juga menunggu balasan inbox darinya. Setiap hari
bahkan hampir tiap jam aku buka facebook untuk melihat balasan itu,
tapi ternyata setelah hampir seminggu baru ia membalas inbox dariku.
Dan saat itu semuanya sudah hampir terlambat.
Tanpa ku
perhitungkan sebelumnya belum genap sebulan aku bekerja disini, aku
sudah tertimpa musibah. Sebuah kecelakaan kerja yang hampir saja
membuat lengan kananku di amputasi. Lenganku masuk kesebuah mesin
washing atau mesin untuk memcuci kaca. Karena kelalaianku ataupun
kelalaian senior yang kurang memperingatkanku atas bahaya dari
mesin-mesin disini. Beruntung luka yang ku derita tak cukup parah
(sebenarnya parah juga karena harus menjalani 2 kali operasi plastik,
tapi setidaknya itu tak membuatku kehilangan lengan kananku ini untuk
selamanya).
Hampir seluruh
anggota keluargaku menyebrangi selat sunda untuk menjenguk keadaanku.
Aku juga sudah memberitahu mawar akan keadaanklu, aku berharap dia
bisa datang menemaniku. Tapi sepertinya dia sudah tak peduli lagi
denganku, dia sama-sekali tidak datang, hanya beberapa sms aja yang
ia kirim untuk memberiku dukungan moral. Aku mau lebih dari itu, tapi
aku mungkin terlalu berharap kepadanya.
Seminggu lebih atau
tepatnya 11 hari aku dirawat di rumah sakit umum daerah tangerang.
Dan dokter sudah mengizinkanku pulang, sebenarnya karena aku yang
memaksa ingin pulang. Aku tak mau menjadi beban di keluargaku.
Perusahaan hanya mampu menanggung sebagian dari biaya pengobatanku,
sebagian lagi menggunakan uang gajiku dan sumbangan dari kerabat. Aku
tak mungkin melanjutkan kerja dengan kondisi seperti ini. Beruntung
perusahaan memberi sedikit kelonggaran dengan mengizinkanku cuti
selama sebulan di kampung halamanku.
*****
Aku sudah tiba lagi
di rumahku yang baru ku tinggalkan selama 3 bulan. Ku sempatkan diri
untuk mengunjungi abdul di rumahnya. Ku ceritakan semua yang ku
alami, ku ceritakan bahwa aku nekat menyebrang ke pulau jawa untuk
mencari mawar. Walau aku tak pernah sekalipun menyalahkannya atas apa
yang aku alami. Aku mencintainya sungguh mencintainya walau kini ia
tak mencintaiku lagi.
Sebulan rasanya
bukan waktu yang sebentar untuk menghabiskan waktu di kampung
halamanku jelas sangat menjemukan tapi 3 tahun juga bukan waktu yang
sebentar untuk menantikan bunga yang hilang. Bunga itu kini telah
jauh, dia telah meninggalkan sebuah luka yang mendalam.
Aku masih berjuang
untukmu bunga. Aku masih menunggumu untuk kembali ke pelukanku. Aku
masih menanti saat-saat kita bersama melewati kerasnya hari, dan aku
akan selalu merindukan itu semua.
Saat aku kembali ke
kota tangerang, aku masih diterima bekerja diperusahaan kaca itu.
Tapi kali ini atas dasar pertimbangan kondisi fisikku, manager
memberikanku tugas yang ringan-ringan saja. Mulai dari hanya menyusun
kertas, aku juga pernah di tempatkan di bagian cermin, sampai kembali
menjadi operator mesin. Disaat aku menjadi operatot itu aku
mendapatkan pengalaman-pengalaman baru. Tak jarang kami berbagi kisah
hidup disebuah ruangan kedap suara yang berisi 4 orang ini. Aku
menceritakan kisahku dengan mawar kepada semua rekan kerjaku dan
mereka menanggapinya dengan antusias.
Lain hari lain
cerita, masalah tak kunjung ingin sesegera mungkin meninggalkanku.
Dengan gaji yang sangat pas-pasan kini kondisiku sering sakit.
Alhasil aku sering absen tak masuk kerja dan prestasiku di perusahaan
dipertanyakan.
Hampir tiap malam
aku memikirkan mawar, hampir tiap malam juga aku memimpikannya. Rasa
rinduku mungkin tak tersampaikan kepadanya. Seluruh nomer yang ia
berikan kepadaku sudah tak dapat dihubungi.
Aku kesepian dan
sangat kesepian. Setiap malam aku hanya bisa berdo'a kepada tuhan
agar segera bisa dipertemukan dengan mawar.
Sebuah surat
pengunduran diri aku layangkan ke perusahaan. Ini semua ku lakukan
karena lambat laun, pelan tapi pasti aku akan dikeluarkan dari
perusahaan ini. Sebuah surat lamaranpun aku tujukan kepada sebuah
perusahaan yang bergerak di bidang cat.
“kapan
mulai bergabung dengan kami” nada bicaranya sangat enak di dengar.
Semua anggapan bahwa interview di perusahaan ini adalah seperti
sedang manghadapi macan lapar terhapus sudah.
“minggu
depan boleh bu” kataku meminta sadikit kelonggaran.
“oh,
tentu saja boleh” dan Hrd-ku memberi pengarahan untuk apa-apa yang
harus ku lakukan ketika aku mulai bergabung dengan perusahaan ini,
aku ditempatkan dibagian retail.
Ku hapus semua luka
lama dipekerjanku dulu, aku berharap mendapat penghidupan yang lebih
layak sekarang. Bekerja sebagai sales ternyata memberikan tantangan
beruntung dulu aku pernah menjalani hari-hari yang seperti ini. Aku
mencoba sedikit fokus ke pekerjaan yang aku geluti sekrang sesekali
meluangkan waktu untuk menulis.
*****
kriiiing...kriiinggg.....kriiiiiiiingg,
alarm di kamarku berteriak sangat keras dijamin tak ada orang yang
tak bangun jika mendengar jeritannya. Udara pagi itu mendukung sekali
untuk melanjutkan mimpi yang tertunda. Ku raih jam alarm itu dan ku
matikan. Baru saja aku hendak menjatuhkan tubuhku ke kasur
handphoneku berbunyi.
“siapa
sih pagi-pagi nelpon” ku lihat jam dinding di kamarku masih
menunjukkan pukul setengah enam pagi.
“halo,
selamat pagi” kataku
tak ada respon dari
seberang.
“halo,
selamat pagi. Dengan siapa ini?” ku ulangi pertanyaanku, tapi tetap
tak ada tanggapan dari si penelpon.
Ku putus telpon itu
dan segera menonaktifkan handphoneku.
Hujan turun dengan
sangat lebat ketika aku keluar dari kamar mandi. Ku masuki kamarku
dengan badan yang menggigil hebat.
“ngopi
enak nih” batinku. Ku panaskan air di dispenserku dan ku nyalakan
kembali handphoneku. Belum satu menit handphoneku aktif sudah ada
tiga sms diterima. Ku perhatikan nomer pengirimnya “ah, nomer yang
tadi pagi”.
Semua isi sms itu
sama yaitu berbunyi : ka^ .
Gaya sms yang sangat
ku kenal, ini seperti gaya sms-nya mawar “ah, tidak mungkin”
batinku menolak untuk meyakini bahwa si pengirim pesan tersebut
adalah mawar.
Maka ku balas dengan
gaya khas aku membalas sms : iya ^_^
Ku hisap rokokku
sambil menikmati secangkir kopi hitam yang cukup kental, ditemani
hujan yang belum mau berhenti menambah suasana makin bersahabat. Ku
coba untuk log in ke akun facebookku dan menulis sebuah status : “aku
ingin tadi adalah kamu, karna kopiku terasa manis dengan sendirinya.
Semanis rasa cintaku yang tak terbalaskan”.
Hari ini sudah
hampir genap dua bulan aku di kota ini. Selama itu pula hampir tiap
hari aku mencari informasi tentang keberadaan mawar. Bertarung dengan
kesibukanku sebagai seorang karyawan swasta.
“mawar,
aku yakin sebentar lagi kita akan berjumpa” kataku dalam hati
sebelum aku berangkat kerja pagi itu. Hujan telah berubah menjadi
gerimis kecil, dengan sedikit berlari aku menuju tempat kerjaku.
Aku berlari-lari
kecil menyusuri jalan becek, sedikit sesal dalam hati karena tak
mengendarai motor saja. Aku tak mau menjadi orang yang pemalas, jarak
dari rumah kontrakanku ke tempat kerja hanya sekita 250 meter atau
hanya setara 10 menit jalan kaki. Aku melompati sebuah genangan air,
“sreeeeeeeeet...bruuuuuk” aku terjatuh tak ayal lagi seluruh
pakaian yang ku kenakan basah kuyup.
“aah,
sial” runtukku dalam hati.
“kakak
masuk dulu yuk” hujan siang ini cukup membuat badanku menjadi basah
kuyup.
“ada
baju ganti gak?”
“nanti
pake baju abah aja ya” apa mau dikata, bajuku memang basah semua,
tak mungkin ku lanjutkan perjalanan ke rumahku. Alhasil aku
mengenakan pakaian abahnya mawar.
“kwok
kwok kwoook, kok mirip bocah mau sunatan gini dek” baju yang ku
pakai memang sedikit besar dan celananya juga kebesaran, sesekali ku
naikkan celana itu agak tak melorot.
Mawar menahan tawa,
telihat mukanya memerah kuning hijau di langit yang gelap. Di
rumahnya aku di jamu makan siang. Selesai makan kami duduk di beranda
rumahnya (bukan beranda facebook lho) ngobrol santai dan bercanda
sedikit sampai meledak tertawanya yang mengerikan itu.
Air hujan jatuh di
daun mangga di depan rumahnya menetes diatas bunga mawar putih.
Terlihat sangat indah bunga itu dengan bintik-bintik air hujan di
daunnya.
“dek
hujannya udah reda nih, kakak pamit pulang ya” kataku.
Hujan membuatku
tertahan sedikit lama di rumah ini. Matahari sudah bersiap masuk ke
peraduannya. Burung-burungpun terbang berbondong meunju ke hutan yang
lebat. Aku mencintanya walau tak seperti hujan yang membawa kehidupan
di bumi, aku yakin bahwa cintaku membawa hidup yang lain yang akan ku
persembahkan kepadanya disuatu saat nanti.
“iya
kak, hati-hati di jalan” ia memperingatkanku.
Ku pegang erat
tangannya, aku masih ingin berlama-lama disini. Aku masih ingin terus
memandang senyumnya yang manis. Ku kecup punggung tangannya penuh
cinta. Ia dekatkan mukanya ke arahku, ia pejamkan matanya, aku
dekatkan bibirku ke bibirnya.
“mas..mas..bangun
mas” kata suara lelaki setengah baya yang mengenakan pakaian
security.
“eh
iya” jawabku kaget.
“kirain
pingsan tadi abis jatuh, ternyata ngelamun toh” lelaki itu
membantuku bangkit.
Aku meninggalkan
lelaki itu setelah mengucapkan rasa terimakasih. Mukaku sedikit
memerah menahan malu.
Aku kembali ke kamar
kontrakanku untuk berganti pakaian dan membersihkan badanku. Sedikit
terlambat aku sampai di tempat kerjaku. Pada mendung yang menggantung
di langit ku gantungkan pula harapanku agar bisa secepatnya bertemu
dengan mawar.
Air hujan yang
berjatuhan seperti menggambarkan air mataku yang menantikan hari
kebersamaanku dengannya. Aku sudah sangat menantikan keadaan yang
seperti itu.
Air mataku telah
jatuh dalam penantian yang tiada berujung. Hatiku telah lama kosong
tak berisi, karena cinta ini hanya akan ku berikan kepadanya bukan
untuk orang lain. Aku ingin ia mengerti bahwa aku mencintainya,
bahkan sangat mencintainya seperti apapun keadaannya.