Malam ini aku melalui jalan yang sama dengan jalan yang
ku lalui beberapa malam yang lalu. Tiada pernah terfikirkan secepat
itu ia melupakanku. Hampir setiap kali dia berucap “kau pasti bisa
tanpaku”. “ya. Aku memang bisa dan harus bisa tanpamu”.
Teringat setiap aku mengantarkannya pulang dari kamar kontrakanku. Kami selalu melewati jalan depan sebuah pemakaman umum. Disana aku selalu memeluknya erat. Aku tau dia takut. Sebenarnya ketika aku memeluknya aku merasakan takut yang lebih dari dia, aku takut dia meninggalkanku.
“katanya tadi berani sendiri” kataku mengejek ketika kami kami berada di pintu gerbang pemakaman umum tersebut.
Teringat setiap aku mengantarkannya pulang dari kamar kontrakanku. Kami selalu melewati jalan depan sebuah pemakaman umum. Disana aku selalu memeluknya erat. Aku tau dia takut. Sebenarnya ketika aku memeluknya aku merasakan takut yang lebih dari dia, aku takut dia meninggalkanku.
“katanya tadi berani sendiri” kataku mengejek ketika kami kami berada di pintu gerbang pemakaman umum tersebut.
“kak,
sini” katanya sedikit merayu agar aku mau memeluknya.
Dalam hati aku tertawa, “makanya jangan jauh jauh dari
kakak ya”.
Dia menganggukkan kepala lalu memelukku erat. Biasanya kami menunggu bus antar kota di depan Toko
cermai jaya, sebuah toko bahan bangunan yang cukup besar bagiku.
Aku duduk di dekatnya, dia terlihat cantik. Bahkan bisa
dibilang sangat cantik malam ini.
Aku mengedipkan mata ke arahnya “kok cantik sih dek”
.
“yeah,
baru tau ya” senyum lebar mengembang di pipinya.
“iya,
biasanya jelek. Gak jelek jelek banget sih” aku menahan tawa.
Dia mencubit perut bagian kananku “cantik salah, jelek
salah. Maunya kayak apa?”
“seperti
kamu” kataku.
Kejadian masa lalu dan sekarang hanyalah sebuah garis
lurus untuk menuju masa depan. Setiap kejadian terkait pada benang
yang saling berhubungan.
*****
Malam itu mungkin malam terakhirku menemaninya. Aku tak
pernah lagi mengantarnya melewati pemakaman itu. Aku juga tak pernah
lagi menemaninya menunggu bus antar kota. Aku bahkan tak pernah lagi
sekedar sms “hay” ke dia.
Hidup itu musti berubah. Berubah menjadi lebih baik
ataupun menjadi lebih buruk. Bagiku perubahan sikapku kepadanya
adalah buruk. Perubahan itu wajib jika kita mau lebih maju. Dan maju
itu kedepan sobat, jika kebelakang itu bukan maju melainkan mundur.
Jika perubahanmu terasa lebih buruk dari sebelumya maka cobalah ke
titik awal dan mencoba verubah dengan cara yang lainnya. Bagiku
berubah dengan menjauhinya itu adalah perbuatan yang salah. Aku tak
menjahuinya, tapi membiarkan dia menjauh dariku. Aku tak melupakannya
tapi membiarkannya untuk tak mengingatku. Biarlah aku hilang dari
ingatannya.
Tanpa terasa ini adalah minggu ke dua aku menulis
cerita ini. Malam ini, minggu 10 – november – 2012 bertepatan
dengan hari sumpah pemuda aku menyelesaikan ceritaku sampai disini.
“Anak
muda sedang jatuh cinta, tak baik untuk disiplin militer” dikutip
dari merah putih 3.
kebebasan itu adalah mutlak hak setiap insan. Empat
tahun hidup dalam belenggu penantian sudah cukup membuatku putus asa
dan aku semakin kuat karena keputus asaan itu. Walau dengan datang di
hati yang lain akan menambah beban masalah yang semakin besar,
menemui tantangan yang semakin sulit, walau kehancuran sedang
menungguku, tapi itu lah yang aku mau. Sebuah kebebasan.
Walau suatu saat kita
dipertemukan dalam jalan yang berbeda ketahuilah aku tak akan pernah
melupakan masa indah dan masa kelamku selama ini dengan mu. Aku akan
ingat itu semua walau jalan ini harus ku lalui seorang diri. Cinta
itu bukan sebuah tolok ukur untuk sebuah kebahagiaan, terbukti cinta
juga dapat menghilangkan kebahagiaanku.
*****
siapa yang malam minggu masih galau? Siapa yang setiap
hari buat status atau tweet yang isinya gak jauh jauh dari G.A.L.A.U
?
“Kasih
tau gak ya?”. “terus gua harus lari ke hutan belok ke pantai,
teriak wow gitu?”. “masalah buat loe?”. Ampun deh ama kata kata
anak zaman sekarang. “ciyuus miapah?”.
Setiap otak atik facebook pasti ada saja status-status
galau yang nongol di beranda. “kenape lu? Galau?” kata temanku.
“yeah begitulah”.
Dia menertaiwai jawabanku yang terkesan pasrah “hari
gini? Galau, gak la yau” sambungnya seperti kalimat dalam iklan
saja.
Maaf sedikit oot (out of topik). Hari ini, tak tau
kenapa lagi galau banget. Apalagi buat nulis cerita, untuk sekedar
nyapa member fans page saja rasanya berat. Hari ini tak ada yang ku
lakukan selain duduk manis di depan komputer. Buka situs ini itu,
gunanya untuk mengusir galau ini jauh jauh.
Untuk kalian yang sedang galau seperti yang sedang saya
alami sekarang ini. Galau itu bisa berpengaruh ke pekerjaan. Ketika
seorang pekerja sedang galau maka konsentrasi dia ke pekerjaannya
akan sedikit berkurang. Ini sangat berbahaya ketika pekerja tersebut
adalah pekerja pabrik yang mengoperasikan mesin (pengalaman pribadi).
Galau juga akan mengurangi omset penjualan seorang sales marketing.
Sudah pasti jika omzet berkurang pemasukan juga akan berkurang bukan?
Galau juga butuh modal yang gak sedikit lho? Coba deh
diinget inget, kalau lagi galau kalian biasanya ngapain?
Online? Online butuh pulsa atau kuota internet gak?
Terus untuk beli pulsa butuh uang gak?
Baca buku? Baca buku kalau yang dibaca buku lama dan itu
itu aja tambah galau gak? Kalau mau beli buku baru butuh uang gak?
Tidur? Nah ini yang gratis. Tapi hati-hati lho jangan
tidur disembarang tempat. Bisa bisa harta melayang karena kita tidur
terlalu pulas.
Bicara soal galau pasti gak ada habisnya. Begitu juga
jika aku berbica tentang mawar.tak kan pernah ada kata selesai karena
setiap detik kebersamaan kami adalah anugerah terindah yang pernah ku
lalui.
Apa yang kau rasakan ketika berjalan pada jalan yang
sama yang selalu kau lewati berdua tapi kini kau lalui seorang diri.
Ini bukan masalah jalannya tapi tentang kenangannya.
Teringat kau pernah bilang “kak, bawa adek pergi dari
sini. Adek siap hidup dengan kakak dimana saja. Asalkan dengan kakak,
adek pasti bahagia”.
Dimana janji yang dulu kau berikan, kemana itu semua
pergi.?
Kau pernah bilang akulah yang terbaik yang mengajarkan
arti cinta yang sesungguhnya. Aku telah memberikan kebenaran cinta
ini untukmu, dan aku mau kau menjadi yang terakhir dalam hidupku.
Mungkin kau bukan yang pertama tapi ketahuilah kau terlanjur menjadi
yang terbaik yang pernah ku kagumi. Tak adakah sedikit hal yang
membuatmu tertarik denganku sekarang?
Mungkin aku akan ikhlas dengan keteguhan hati melepasmu,
tapi aku tak siap untuk melakukannya sekarang. Ada benarnya petikan
kata yang aku dapat dari Bapak Mario teguh “Cinta sejati itu tak
pernah berakhir bahagia, karena cinta sejati itu tak pernah
berakhir”.
Aku yakin semua perjuanganku tidak berakhir disini.
Mungkin masamu denganku telah berakhir, tapi aku tidak begitu saja
melepaskan penantian empat tahun ini.
Aku
juga tidak akan bilang bahwa aku
siap menunggumu empat tahun lagi,
biarlah waktu yang menjawab kisah cinta dalam buku ini. Semua yang ku
jalani sudah tiada bermakna, semua yang ku lalui tidak berguna lagi.
Apa aku salah mencintaimu, atau kau yang salah karena mencampakkanku.
Empat tahun penantianku hanya disakiti. “Puaskah kau sakitiku,
puaskah kau lukai aku, puaskah? Oh sayangku”. Mengutip dari lagunya
wali band.
Teringat dulu pernah dia memutuskan hubungan kami secara
sepihak. Waktu itu sangat tidak tepat rasanya dia untuk melakukan
itu, ketika kondisi fisikku sedang sakit, keadaan finansial lagi
kolaps, ditambah lagi masalah hati, rasanya aku sudah tak kuat untuk
melanjutkan hidup. Untuk apa aku hidup jika hanya untuk tersakiti
lagi dan lagi. Aku sudah tak sanggup lagi menunggu, aku sudah tak
sanggup lagi menahan derita yang seperti ini, ingin rasa ku akhiri
ini semua. Sebotol racun serangga sudah berada di tangan kananku,
setetes sudah racun itu masuk dalam mulut ku.
“hooeeek....mau
mati saja gak enak begini”, aku memuntahkan semua isi perutku yang
belum terisi dari kemarin. Ternyata rasa racun itu sedikit pahit dan
terasa pedih di lidah, itu hanya setetes, bagaimana jika aku menegak
semua isi dalam botol ini. Tidak ini bukan jalan terbaik.
Ingatkah kau bunga, kau berlari masuk dalam kamarku. Kau
menangis dalam pelukanku. Aku baru tau apa arti air matamu itu. Kau
sendiri yang bilang kau datang saat itu bukan karena kau mencintaiku
melainkan hanya karena kau merasa bersalah kepadaku dan niatmu hanya
untuk meminta maaf kepadaku, tiada lebih dan tiada bukan.
Ketahuilah, aku sudah memaafkanmu jauh hari sebelum kau
berbuat sebuah kesalah.
Melalui buku ini aku bercerita, karena aku sudah tak tau
lagi bagaimana aku ingin menceritakannya padamu mawar. Sebuah cerita
yang mungkin hanya lewat buku ini kau ketahui, cerita itu ada di bab
terakhir buku ini.
wah lagi galau ya mas? mohon kunjungan baliknya ya
ReplyDeletecuma mau bilang "percuma nulis link di komentar" karna linknya balik lagi ke blog ini.
Delete