Panasnya mentari telah hilang tenggelam dihapus
angin malam yang mulai membawa dingin. Lolongan srigala malam
menemaniku melangkahkan kaki di depan sebuah pemakaman umum. Tidak
ada yang aneh bagiku karna aku sudah sangat terbiasa lewat sini.
Malam ini bulan tertutup kabut tipis, terlihat anggun menyembunyikan
rupanya. Entah mengapa setiap ku lalui jalan ini, aku selalu
teringat dengan MAWAR, kisah usang yang tak seharusnya
diingat. “Buat apa sih mikirin
orang yang gak mikirin gua, gak ada guna dan buat galau aja”
makiku dalam hati.
“Hay” sapa
sebuah suara di remangnya cahaya rembulan. Wajahnya tak begitu jelas
karna kurangnya pencahayaan, tapi dari suaranya sudah dapat ditebak
jika ia adalah perempuan.
Uuups…nyaris lupa.
Daerah ini adalah daerah ilalang, selain karna
memang cukup banyak ilalang yang tumbuh disini banyak pula “ilalang
malam” yang sering mangkal disini.
Jam tanganku masih menunjukkan pukul 11malam,
ternyata sudah ada yang dinas malam ini.
Aku tak menjawab panggilan ilalang tadi.
“ih sombong amat sih” sambung ilalang.
Aku masih tak memperdulikannya.
Entah bagaimana caranya tiba-tiba ilalang tadi sudah
berada di hadapanku. Sekarang mataku dapat melihat dengan cukup jelas
lika liku tubuhnya karna ada bantuan dari penerangan lampu makam.
Terlihat dengan jelas pakaiannya yang sangat sexy. Wajahnya yang
sangat manis, sayang dia adalah ilalang seandainya dia bunga walau
tak seharum mawar, sudah pasti sangat besar keinginanku untuk
mempersuntingnya menjadi istri.
Pandanganku turun sedikit mengenai buah dadanya yang
cukup besar (kurang pengalaman masalah ukuran). Turun kenawah lagi
disuguhi rok mininya yang membuat semua mata lelaki terbuka
lebar saat melihatnya. Adik kecil sepertinya sudah bangun dari tidur
siangnya.
“Mau ngapain kamu” kataku setelah puas
memandangi setiap liuk badannya.
“Kepagian nih bang, nopek aja deh buat
penglaris” katanya.
Terblesit juga pikiran untuk melakukan transaksi
transfer lendir denganya, tapi uang 200ribu bisa untuk yang lain
daripada untuk berbuat Maksiat…!!
“Gak deh, lagi bokek nih. Besok malem aja yah”
tolakku dengan halus.
“Ayolah bang…buat penglaris aja”
rengeknya.
“Lagi gak ada. Gua mau balik niih” aku
masih belum takluk dengan rayuannya.
“Gocap deh Gocap” dia menurunkan harga.
Bathinku berontak, dedek kecil di celanaku juga ikutan berontak,
mungkin mirip pemberontakan di suriah atau demonstrasi di mesir. Hari
gini ada ilalang kelas A dibandrol GOCAP…! yaah walau
tempatnya ecek-ecek yang penting gak becek.
Masih bingung niih. Duit sih gak usah ditanya, harga
awal juga ada. Tapi kebetulan malam ini setan di otak masih jinak
alias belum banyak (padahal posisi di depan gerbang pemakaman umum).
“Lain kali aja deh neng. Malam ini lagi
dehidrasi. Alias kering” kataku seraya meninggalkan ilalang itu
pergi.
Tapi belum 3 langkah aku meninggalkannya, seperti
ada dorongan angin yang kuat dari belakang, membuatku jatuh
tersungkur.
Ilalang dibelakangku tertawa.
“Kenapa bang? Ngesok sih?”.
“Ah..persetan ama lu” balasku.
Ilalang itu masih terus tertawa.
“Tertawalah kau sampai MATI..!” Bentakku.
“Emang aye udah mati bang” katanya disela tawanya.
“Eh…..¿¿¿¿¿¿¿” aku sangat
terkejut dengan jawabannya.
Sementara wanita itu terus tertawa. Aku mencoba
untuk bangkit. Tiba tiba wanita ilalang itu sudah ada dihadapanku.
Aku sungguh tak mengerti.bagaimana pola pergerakannya. Ia bergerak
sangat cepat.
“Kalo’ GRATIS…mau
bang” katanya. Dalam sekejap mata “preeeeek”
ia merobek kaos yang dikenakannya. Terlihat buah dadanya yang sangat
indah.
Dan…....
Dan…......”itu….?”
Pusar ilalang itu terlihat
sangat besar.
BUKAN….!
Itu bukan pusar......melainkan sebuah lubang...!!
Mungkin tanganku saja bisa masuk kedalamnya. Terlihat juga beberapa
belatung keluar dari dalam diikuti darah segar yang mengalir deras.
“Setaaaaan….!” Teriakku sambil bangkit dan berlari meninggalkannya.
Perempuan / wanita / ilalang…persetan dengan
julukannya yang pasti dia setaaaan..! Tertawa melihat ku lari
tunggang langgang.
Aku sangat berharap ia tidak mengikutiku. Sangat
lega rasanya setelah tau ia tidak mengikutiku. Dengan nafas yang
masih tersenggal-senggal aku menuju kontrakanku.
“Apeees…hampir aja” kataku sambil
memasukkan anak kunci pintu kamar kontrakanku.
“Hampir apa bang”
“Eeh busyeeeeet….ente ngikutin ane yah?”
Dengan sigap ku toleh kebelakang.
“Huuft” sepi..gak ada siapa-siapa.
“Aah..mungkin cuma perasaanku saja”.
“Klik” suara kunci
pintu kamarku. Dalam dua helaan nafas ku raih handle pintu.
“Hiiiksss” seperti ada suara tangisan dalam kamarku.
“Seperti ada orang di dalam” bathinku. Tapi
mustahil ada orang lain yang dapat masuk ke kamarku selain pemilik
kostan, dan beliau tidak mungkin selancang itu masuk ke kamarku tanpa
izin.
Dan setelah pintu terbuka.....????????
[Taraaa....happy birthday]
Huuuush…gak ada yang ultah...!!
[Sengaja ngelucu biar gak
tegang nulis ni cerita ^_^]
Setelah pintu terbuka…!
“Setan sialaaaaan”, terntanyata tu setan
lagi duduk di pojokan kamar ane. Malam itu ane minep di tempat temen.
Sejak saat itu pula ane pindah kontrakan. Dan yang pasti gak ngontrak
sendiri lagi. Walau sekarang jarak tempuh ke tempat kerja jadi
lumayan jauh..itu jauh lebih baik daripada di godain SETAN
ILALANG..!
*** sekian ***