Artikel
ini saya tulis pada saat kegiatan di ibu kota jakarta lumpuh karena
diterjang banjir. Bahkan wali kota jakarta mengumunkan pada hari ini
tertanggal 17 Januari 2013 sebagai hari cuti bersama untuk wilayah
jakarta.
Musim
hujan dan banjir seperti dua hal yang tidak dapat terpisahkan di
wilayah ibu kota negara Indonesia ini. Sebenarnya bukan Jakarta saja
yang selalu bermasalah dengan musim hujan, sebagian besar kota di
Indonesia memiliki masalah yang sama. Tapi apakah kita tidak punya
pilihan untuk menghindarinya.?
Sudah
banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah setempat maupun yang
dilakukan secara swadaya oleh masyarakat untuk menghindari banjir
atau setidaknya mengurangi dampak banjir agar tidak meluas seperti
membersihkan sungai-sungai dan saluran air di perkotaan, menambah
jumlah daerah resapan air dengan membuka ruang hijau baru maupun
dengan meningkatkan kualitas ruang terbuka hijau yang sudah ada. Saya
memiliki satu konsep simple yang mungkin dapat di pakai sebagai salah
satu pilihan penanggulangan banjir untuk wilayah perkotaan yaitu
dengan membuat bak penampungan air hujan di setiap rumah penduduk.
Konsep
bak penampungan ini adalah untuk menyimpan air hujan. Pada saat musim
kemarau Air yang kita simpan tadi dapat kita gunakan untuk menyiram
tanaman ataupun untuk mencuci pakaian. Jika musim hujan tiba, bak
penampungan tadi dapat kita gunakan untuk menampung air hujan
sehingga air hujan tidak dibuang begitu saja melalui saluran
drainase. Bak penampungan ini juga dapat digunakan sebagai kanal
banjir.
Cara
kerja dari bak penampungan ini adalah sebagai berikut :
- air hujan akan ditampung dalam bak air sampai ketinggian tertentu.
- Apabila ketinggian maksimal air dalam bak telah terpenuhi maka air akan di buang melewati saluran pembuangan.
- Kita dapat mengambil cadangan air kita untuk kegiatan mencuci baju, mencuci mobil, menyiram tanaman, dll.
Untuk
ukuran bak dapat menyesuaikan lebar rumah kita. Sebagai contoh kita
dapat membuat bak dengan luas 4 meter persegi dengan kedalam 2 – 3
meter. Dalam bak sebesar ini kita dapat menyimpan air sebanyak 8.000
– 12.000 Liter. Apabila ada sejuta bak sebesar ini dalam sebuah
kota maka kita akan memiliki cadangan air sebanyak 12 juta meter
kubik air.
Bak
penampungan ini tertanam dalam tanah sehingga tidak mengurangi luas
tanah penduduk. Kita juga dapat membuat bak yang lebih lebar dibawah
lapangan basket atau fasilitas pemerintah. Dengan konstruksi yang
benar bak semacam ini tidaklah berbahaya, kita dapat mencontoh bak
penampungan minyak milik pertamina di pom bensin.
Sebagaimana
fungsinya bak penampungan ini berfungsi sebagai cadangan air
sekaligus untuk menanggulangi banjir. Dengan komitmen yang kuat dan
kerja bersama kita dapat menghindari banjir yang selalu membayangi
kota-kota besar Indonesia.